Jumat, 26 April 2013

Link Untuk download Pembahasan



PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Evaluasi Pendidikan Teknik
Yang dibina oleh Bapak Drs. Slamet Wibawanto, M.T



Oleh
Tri Setiyo Utomo
110534406855









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
APRIL 2013






 
DAFTAR ISI
                                                                                                                 Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B.     Masalah atau Topik Bahasan......................................................... 2
C.     Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek.................................. 3
B.     Landasan Pembelajaran berbasis proyek.................................... 3
C.     Karakteristik dan Prinsip-prinsip
 Pembelajaran berbasis proyek..................................................... 5
D.    Prosedur Pembelajaran berbasis proyek..................................... 6
E.     Komponen-Komponen dalam mendesain
 Pembelajaran berbasis proyek.................................................... 7
F.      Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek..... 9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................... 10
B.     Saran.............................................................................................. 10

DAFTAR RUJUKAN






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Menurt UGD ( Undang-Undang Guru dan Dosen ) Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama : 1. Mendidik, 2. Mengajar, 3. Membimbing, 4. Melatih, 5. Menilai, 6. Mengevaluasi. Pendidikan atau pembelajaran kejuruan dilaksanakan berbasis kompetensi dan berbasis proyek, perangkat pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik selain kompetensi yang harus dikuasi oleh peserta didik petingnya dihasilkan suatu produk yang nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat dan peserta didik tentunya juga harus diperhatikan.
Ada dua pendekatan dalam strategi pembajaran yaitu pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dan pendekatan berbasis produk, pendekatan berbasis kempetensi hanya mementingkan ketercapaian yang akan dicapai peserta didik, mengenai produk yang dihasilkan tidak begitu diperhatikan sehingga untuk produk yang dihasilakan kurang bermanfaat, dan masalah ini dapat dikurangi dengan adanya pembelajaran berbasis produk, dimana pembelajaran ini selain memperhatikan ketercapaian kompetensi juga memperhatikan produk yang dihasilkan, untuk bisa dimanfaatkan oleh peserta didik dan masyarakat tentunya.
Oleh karena itu perlunya diketahui, dipahami, dan dikembangkan oleh guru Pembelajaran Berbasis Proyek yang cocok diterapkan di SMK, dimana SMK memiliki tujuan menciptakan lulusan yang siap kerja. Sehingganya Lulusan selain kompeten juga memiliki produk yang nantinya bisa dikembangkan sendiri untuk kemudian dijual.

B.     Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau Topik Bahasan yang akan dibahas diantaranya adalah :
1.    Apakah pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based learning) ?
2.    Apakah Landasan Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning) ?
3.    Bagaimana Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran berbasis proyek (Project- based learning) ?
4.    Bagaimana Prosedur Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning) dijalankan ?
5.    Apa saja Komponen-Komponen dalam mendesain Pembelajaran berbasis royek (Project-based learning) ?
6.    Apakah Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning) ?

C.    Tujuan
Dengan adanya masalah dan topic bahasan maka akan ada Tujuan, tujuan tersebut adalah :
1.    Untuk mengetahui definisi dari Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based learning).
2.    Untuk mengetahui Landasan Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning).
3.    Untuk mengetahui Bagaimana Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran berbasis proyek (Project- based learning).
4.    Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning) dijalankan.
5.    Untuk mengetahui Komponen-Komponen dalam mendesain Pembelajaran berbasis royek (Project-based learning).
6.    Untuk mengetahui Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning).




 
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based learning)
Dalam beberapa literatur, istilah PBL merujuk pada penggunaan konsep Project-based learning  atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Istilah lain yang bisa dirujuk adalah Problem-Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Dalam kajian ini, PBL merefleksikan pada konsep yang pertama. Hal ini tidak berarti konsep yang pertama adalah yang paling benar, akan tetapi untuk lebih fokus kepada pembahasan konsep itu sendiri. Jadi, PBL adalah Project-based learning atau Pembelajaran berbasi proyek.
PBL merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan   pengalamannya   dalam   beraktifitas   secara   nyata.   Project-based learning dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam  melakukan  investigasi  dan  memahaminya.  Project-based  learning adalah sebuah model pengelolaan pembelajaran seputar proyek.
   (Project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran   yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Thomas, Mergendoller, & Michaelson,1999).
Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin  studi,  melibatkan  siswa  dalam  investigasi  pemecahan  masalah  dan kegiatan  tugas-tugas  bermakna  yang  lain,  memberi  kesempatan  siswa  bekerja secara otonom mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata (Thomas, 2000).

B.     Landasan Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Seiring dengan tuntutan perubahan atau reformasi terhadap pendidikan, proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan di ruang kelas (sekolah) sebagai ujung tombak pendidikan perlu disesuaikan. Penyesuaian tersebut di antaranya adalah perubahan pendekatan. Secara garis besar Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan yang umum dibahas oleh para ahli pendidikan, yaitu pendekatan berpusat pada guru (teacher centered) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered).
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Belajar Berbasis Proyek adalah pendekatan pembelajaran yang merangkum sejumlah ide-ide pembelajaran, yang didukung oleh teori-teori dan penelitian substansial. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang didukung oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Hal ini berdasarkan pendapat Henze dan Nejdl (1998) yang menyatakan, Project-based instruction follows  a constructivist approach to learning. Hal senada juga disampaikan oleh Ravitz (2010), PBL is a constructivist-based  instructional  approach  that  is  desined  to  support  more engaged learning. Tidak jauh dari kedua pendapat tersebut, Menurut Lang (2010), “   PBL  environment  is  built  upon  the  thrust  of  constructivist  theoritical framwork on how people learn…”
Prinsip kontekstualisasi yang menjadi karakteristik penting dalam Pembelajaran Berbasis Proyek. Prinsip ini diturunkan dari ide dasar teori belajar konstruktivistik. Para konstruktivis mengatakan bahwa belajar adalah proses aktif membangun realitas dari pengalaman belajar. Kegiatan menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual (Nurhadi, 2003). Singkatnya, pembelajaran perlu  otentik.  Seperti  telah  diuraikan  di  bagian  depan,  Pembelajaran  Berbasis Proyek adalah salah satu model pembelajaran yang berlatar dunia otentik  atau kontekstual.
Oleh karenanya, pembelajaran ini mengakomodir sebagian besar sejumlah ide-ide pembelajaran, yang didukung oleh teori-teori dan penelitian substansial sebagaimana telah dijelaskan di tasa. sehingga model pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam pembelajaran yang menginginkan keaktifan siswa. Hasan (2011) menilai bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengembangkan belajar aktif jenjang “autonoumous. Semetara model pembelajaran cooperative, experential, transpformative, dan ICARE adalah model pembelajaran untuk belajar aktif tingkat dasar. Problem base learning  dan  guideing  inquiry  dapat  digunakan  untuk  belajar  tingkat  lanjutan (Hasan 2011).  Model belajar aktif tingkat dasar dan tingkat lanjutan tersebut dapat diakomodir dalam pembelajaran berbasis proyek. Segala manfaat dari kelebihan pembelajaran-pembelajaran tersebut dapat dirasakan pada pembelajaran berbasis proyek.

C. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran berbasis proyek (Project- based learning)
a. Karakteristik Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Berdasarkan beberapa definisi Project-based learning yang telah diuraikan  di  atas,  Karakterisik  Project-based  learning  dapat  ditemukan. Definisi yang banyak mengandung karakteristik tersebut seperti yang diuraikan oleh BIE [On-line] dan Autodesk Foundation [On-line].
Menurut BIE [online] Karakteristik Project-based learning terdiri dari :
o   Students make decisions within a prescribed framework.
o   There’s a problem or challenge without a predetermined solution.
o   Students design the process for reaching a solution.
o   Students are responsible for accessing and managing the information they gather.
o   Evaluation takes place continuously.
o   Students regularly reflect on what they’re doing.
o   A final product (not necessarily material) is produced and is evaluated for quality.
o   The classroom has an atmosphere that tolerates error and change.
Karakteristik   Project-based  learning menurut BIE [online] ini memposisikan siswa sebagai pemain utama dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam hal membuat keputusan, merancang solusi, bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi, dan merefleksikan apa yang mereka lakukan. Selain itu, ada masalah atau tantangan tanpa solusi yang telah ditetapkan sebelumnya, evaluasi berlangsung terus menerus, dan adanya produk akhir, serta ruang kelas memiliki suasana yang mentolerir kesalahan dan perubahan.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Sebuah kajian tentang research on Project-based learning, Thomas (2000) menguraikan lima kriteria pokok dari suatu pembelajaran berproyek termasuk Pembelajaran Berbasis Proyek. Kriteria ini bukan merupakan definisi dari Project-based learning, tetapi didesain untuk menjawab pertanyaan  “apa yang harus dimiliki proyek agar dapat digolongkan sebagai Pembelajaran Berbasis Proyek. Lima kriteria itu adalah keterpusatan (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah (driving question), investigasi konstruktif (constructive  investigation)  atau  desain,  otonomi  siswa  (autonomy), dan realisme (realism). Kriteria-kriteria ini dapat dijadikan sebagai prinsip-prinsip Project-based learning.

D.    Prosedur Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Ada beberapa situs [On-line] yang menawarkan langkah-langkah dalam mendesain pembelajaran. Di antaranya BIE dan The George Lucas Foundation. BIE menyebut langkah-langkah ini dengan prinsip desain pembelajaran. Menurut BIE [Online] langkah-langkah dalam Project-based learning, yakni, terdiri dari lima langkah, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini  :
Gambar 2.1. Langkah Pengembangan Project  menurut BIE [online]
Pada gambar di atas, terlihat bahwa langkah-langkah pengembangan project yang ditawarkan oleh BIE [online] adalah :
1). Begin with the end in mind
2). Craft the driving question
3). Plan the Assessment
4). Map the project
5. Manage the prosess

E.     Komponen-Komponen dalam mendesain Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Langkah-langkah Pengembangan pembelajaran berbasis proyek melibatkan enam komponen utama seperti yang dikembangkan oleh Adria Steinberg (1997) yang diberi nama The Six As of Designing Projects. The Six As merupakan daftar fitur yang kuat dan berkualitas tinggi yang ada dalam kelas  yang  menggunakan  proyek.  Banyak  guru  di  Amerika  menggunakan faktor The Six As sebagai suatu pengecekan kualitas selama proses desain proyek. The Six As of Designing Projects tersebut, yaitu 1). Autenticity (keautentikan), 2). Academic Rigor (ketaatan terhadap nilai akademik), 3). Applied  learning  (belajar  pada  dunia  nyata),  4).  Active  Exploration  (aktif peneliti), 5). Adult relationship (hubungan dengan pakar), dan 6). Assessment (penilaian).
1). Autenticity  (keautentikan)
Ciri-ciri proyek yang menampilkan Keautentikan, yaitu :
   Mengatasi masalah atau pertanyaan yang memiliki arti bagi siswa.
   Melibatkan  masalah  atau  pertanyaan  sebenarnya  ditangani  oleh  orang dewasa di tempat kerja atau di masyarakat.
   Meminta siswa untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai pribadi dan / atau sosial di luar kelas.
2). Academic Rigor (ketaatan terhadap nilai akademik)
Ciri-ciri proyek  yang melibatkan ketaatan Akademis :
   Siswa  diarahkan  untuk  menguasai  dan  menerapkan  standar  konten  dan berpusat pada pengetahuan  untuk satu disiplin  atau lebih.
   Tantangan siswa untuk menggunakan metode berpusat pada penyelidikan untuk satu disiplin                                   atau lebih (misalnya, untuk berpikir seperti seorang sejarawan, ilmuwan, dll).
   Meminta siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan  habit  of  mind  (kebiasaan  berpikir)                                            (misalnya,  mencari  bukti, mengambil perspektif yang berbeda).
3). Adult relationship (hubungan dengan pakar)
Proyek-proyek yang fitur atau ciri-ciri adult connections:
   Memungkinkan siswa untuk bertemu dan mengamati orang dewasa dengan keahlian dan pengalaman yang relevan.
   Beri siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan sedikitnya satu orang dewasa.
   Mintalah orang dewasa untuk berkolaborasi pada desain dan penilaian dari karya siswa.
4). Active Exploration (aktif meneliti),
            Proyek-proyek yang menampilkan eksplorasi aktif :
   Mintalah siswa untuk menghabiskan waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan berbasis lapangan.
   Meminta    siswa    untuk    terlibat    dalam    penyelidikan    nyata, dengan menggunakan berbagai metode, media, dan sumber-sumber.
   Mengharapkan siswa untuk mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari melalui pameran formal.
5). Applied learning (belajar pada dunia nyata)
Proyek-proyek yang menampilkan Applied learning :
   Libatkan   pembelajaran    yang   terjadi    dalam   konteks    masalah    semi- terstruktur, didasarkan pada isu-isu dan suasana dunia nyata.
   Memimpin siswa untuk memperoleh dan menggunakan kompetensi yang diharapkan dalam organisasi kerja berkinerja tinggi (misalnya, kerja sama tim, pemecahan masalah, dan komunikasi).
   Meminta   siswa   untuk   mengembangkan   organisasi   dan   keterampilan pengelolaan diri.
6). Assessment (penilaian).
Proyek-proyek  yang   menampilkan penilaian  praktek  yang sangat baik:
   Mintalah  siswa  untuk  secara  teratur  merenungkan  cara  belajar  mereka dengan menggunakan kriteria proyek yang jelas. Kriteria tersebut sedapat mungkin melibatkan mereka dalam pembuatannya.
   Libatkan orang dewasa dari luar kelas untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan membantu siswa mengembangkan kesan standar real-world.
   Memberikan  kesempatan  untuk  menilai  pekerjaan  siswa  yang  sedang berlangsung melalui berbagai metode, termasuk pameran dan portofolio.
F.     Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek
Dari  uraian  di  atas  mencerminkan  keunggulan  yang  dimiliki  oleh model pembelajaran berbasis proyek, hal ini dipertegas dengan pernyataan Marx, Blumenfeld, Krajcik, and Soloway (1997).
Marx, Blumenfeld, Krajcik, and Soloway (1997) stated four benefits; firstly students develop deep, integrated understanding of content and process. Secondly, students learn to work together to solve problems. Collaboration involves sharing ideas to find answers to questions. In order to succeed in the real world, students need to know how to work with   people   from   different   backgrounds.   Thirdly,   this   approach promotes responsibility and independent learning. As a final benefit, this  approach  actively  engages  students  in  various  types  of  tasks, thereby meeting the learning needs of many different students.
Selain memiliki keunggulan penerapan dari model pembelajaran berbasis proyek ini juga harus diwaspadai bahwa peserta didik menjadi merasa asing atau bingung dengan kegiatan pembelajaran yang dialaminya. Hal ini mengingat perubahan yang drastis dari metode dan strategi yang digunakan oleh guru. Papanikolaou dan Boubouka  (2010) memberikan pernyataan :
            Papanikolaou dan Boubouka (2010) menegaskan banyak siswa  pemula dalam menggunakan  model  pembelajaran  berbasis  proyek  sering  memperlihatkan tidak adanya atau kurangnya pengatahuan awal yang dimilikinya, sedangkan tidak adanya pengalaman dan kurangnya keterampilan metakognitif dalam memecahkan masalah, seperti perencanaan dan motivasi diri sendiri, sekaligus sebagai hasana strategi pembelajaran yang diperlukan dalam keterlibatan (proses) belajar mandiri. Lebih Lanjut Papanikolaou dan Boubouka (2010) mengatakan meskipun kekuatan PBL tampaknya terletak dalam memberikan siswa  kesempatan  dan  motivasi  untuk  bekerja  dalam  cara  yang  bermakna secara personal menuju "solusi," beberapa peneliti mengamati siswa pemula kurang  dalam  melaksanakan  berbagai  kegiatan  dalam  PBL,  yang  mengacu pada keterampilan belajar mandiri dan metakognitif pengetahuan (Bereiter & Scardamalia, 1993;  Hannafin  &  Land,  1997;  McLoughlin  & Hollingworth,2001; Schank & Cleave, 1995; Thomas, 2000).





 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Project-based  learning adalah sebuah model pengelolaan pembelajaran seputar proyek. (Project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran   yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks
Model belajar aktif tingkat dasar dan tingkat lanjutan dapat diakomodir dalam pembelajaran berbasis proyek. Segala manfaat dari kelebihan pembelajaran-pembelajaran dapat dirasakan pada pembelajaran berbasis proyek.
Langkah-langkah pengembangan project adalah : (1). Begin with the end in mind (2). Craft the driving question (3). Plan the Assessment (4). Map the project (5). Manage the prosess
Keunggulan Pembelajaran berbasis Proyek adalah, (1). Siswa mengembangkan mendalam, pemahaman yang terintegrasi dari isi dan proses. (2). Siswa belajar untuk bekerja sama untuk memecahkan masalah. Kolaborasi melibatkan berbagi ide untuk menemukan jawaban atas pertanyaan. (3). Pendekatan ini mempromosikan tanggung jawab dan belajar mandiri. (4). Pendekatan ini secara aktif melibatkan para siswa dalam berbagai jenis tugas, sehingga memenuhi kebutuhan belajar banyak siswa yang berbeda.

B.     Saran
Dengan Model Pembelajaran Berbasis Projek diharapkan dapat memberikan keunggulan/keahlian peserta didik di SMK dalam hal membuat produk, dan diharapkan semua Guru SMK dapat memahami, menerapkan dan mengembangkan Model Pembelajaran dengan baik, sehingga Tujuan pembelajaran di SMK dapat terwujud.




 DAFTAR RUJUKAN

Rusman. (2009). Model-model Pembelajaran, Bandung: Mulia Mandiri Press.
Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press.
Wikipedia.(2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek: Wikipedia. [Online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaranberbasisproyek [5 April 2013].


 





 



0 komentar:

Popular Posts

Sample Text

Text Widget

CACAT

Matahari terbit.
Lalu terbenam di balik bukit.

Membuat hari begitu sempurna.


Bahagia terakui.
Lalu duka lara sakit hati.

Membuat cinta begitu sempurna.


Dilahirkan.
Kemudian dikebumikan.

Membuat manusia begitu sempurna.


Sempurna bukan selamanya terang.
Sempurna bukan selamanya bahagia.
Sempurna bukan selamanya hidup.

Justru sebuah "cacat", membuat sesuatu begitu sempurna.

Welcome To My Blog

Blog ini dibuat untuk mengumpulkan data-data tentang edukasi.

Recent Posts

Unordered List

Download

ChatBox

TRI SETYO. Diberdayakan oleh Blogger.