Kamis, 02 Mei 2013


1.  Alat Ukur Listrik





Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan mem- baca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display .
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multim- eter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.
Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis  Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.


Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranya
alat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan.
a.    Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel.
b.   Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
c.   Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.

d.   Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel yang diukur.
e.    Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
f.    Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

8.2 Sistem Satuan

Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistem metrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistem CGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional. Enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:

Tabel 8.1. Besaran Sistem Internasional

Besaran
Satuan
Simbol
Panjang
meter
m
Massa
kilogram
kg
Waktu
detik
s
Arus listrik
amper
A
Temperatur thermodinamika
derajat kelvin
0K
Intensitas cahaya
candela
Cd

Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang kelistrikan dan kemagnetan berlaku internasional.

Tabel 8.2. Besaran dan Simbol Kelistrikan

Besaran dan simbol
Nama dan simbol
Persamaan

Arus listrik, I

amper                 A

-
Gaya gerak listrik, E
volt, V                   V
-
Tegangan, V
volt, V                   V
-
Resistansi, R
ohm,                  
R = V/I
Muatan listrik, Q
coulomb            C
Q = It
Kapasitansi, C
farad                     F
C = Q/V
Kuat medan listrik, E
-                          V/m
E = V/l
Kerapatan fluk listrik, D
-                         C/m2
D = Q/I2


Besaran dan simbol
Nama dan simbol
Persamaan

Permittivity, å

-                          F/m

å = D/E
Kuat medan magnet, H
-                          A/m
Hdl = nI
Fluk magnet, Ö
weber               Wb
E =dÖ/dt
Kerapatan medan magnet, B
tesla                    T
B = Ö/I2
Induktansi, L, M
henry                   H
M = Ö/I
Permeability, µ
-                          H/m
µ = B/H

8.3 Ukuran Standar Kelistrikan

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
1.    Standar amper
menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2.    Standar resistansi
menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1W yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3.    Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu
20°C sebesar 1.01858 V.

4.    Standar Kapasitansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5.    Standar Induktansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
     6.    Standart temperatur menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160 kelvin, air mendidih
100°C.

7.    Standar luminasi cahaya menurut ketentuan SI,


0 komentar:

Popular Posts

Sample Text

Text Widget

CACAT

Matahari terbit.
Lalu terbenam di balik bukit.

Membuat hari begitu sempurna.


Bahagia terakui.
Lalu duka lara sakit hati.

Membuat cinta begitu sempurna.


Dilahirkan.
Kemudian dikebumikan.

Membuat manusia begitu sempurna.


Sempurna bukan selamanya terang.
Sempurna bukan selamanya bahagia.
Sempurna bukan selamanya hidup.

Justru sebuah "cacat", membuat sesuatu begitu sempurna.

Welcome To My Blog

Blog ini dibuat untuk mengumpulkan data-data tentang edukasi.

Recent Posts

Unordered List

Download

ChatBox

TRI SETYO. Diberdayakan oleh Blogger.