APLIKASI
PLC
PADA
PENGENDALI LIFT NAIK DAN TURUN
A. TUJUAN :
1.
Untuk
mengetahui pengaplikasian PLC pada pengendali lift/Elevator naik dan turun
2.
Untuk
memahami
prinsip kerja sistem pengendalian
lift/Elevator dengan
menggunakan PLC
3.
Untuk
merancang diagram
leader tentang aplikasi
PLC pada pengendalian lift/Elevator
naik dan turun
4.
Untuk menganalisa hasil praktikum tentang aplikasi PLC
pada pengendalian
lift/Elevator naik dan turun
B. DASAR
TEORI
Lift adalah angkutan transportasi
vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat
lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol
yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga
jenis mesin, yaitu Hidraulik,Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian,
yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Cara kerja
elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah bawah.
Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksudnya
adalah jika elevator sedang berjalan ke arah atas, arah elevator akan berubah
menjadi bawah jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu
pula dengan arah bawah jika elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah
elevator akan berubah menjadi atas jika telah melayani permintaan lantai paling
bawah.
Sistem kerja
elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan Duplex (ganda).
Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator bekerja secara
masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. Contohnya adalah
dalam sebuah gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4 buah tombol, apabila
tombol pertama ditekan tidak akan mempengaruhi elevator lainnya, sedangkan yang
dimaksud dengan sistem kerja Duplex adalah sistem elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan
tugasnya. Contoh dalam sebuah gedung bertingkat di dalamnya terdapat 4 buah
elevator dengan 2 tombol, jika salah satu tombol ditekan maka kedua tombol akan
menyala dan salah satu dari keempat elevator akan melayani permintaan yang
diminta.
Dalam hal
kecepatan, kecepatan elevator terutama untuk elevator di Indonesia masih
statis, jadi walalupun kerja elevator sibuk atau tidak, kecepatan elevator
tersebut tetap sama. Kecepatan elevator ditentukan oleh letak zone di mana
elevator tersebut melayani.
Dalam membuat lift
tentunya dibutuhkan Motor sebagai penggerak naik dan turun adapun mengenai
motor dibahas sebagai berikut :
A.
System Pengendalian Motor
Jenis
kendali motor ada 3
macam:
1. Kendali Manual
Gb.1 Kendali manual
Instalasi listrik tenaga pada
awalnya menggunakan kendali motor
konvensional secara manual. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran
arus listrik digunakan
saklar manual mekanis, diantaranya adalah
saklar togel (Toggle Switch).
Saklar ini merupakan tipe saklar yang
sangat sederhana
yang banyak digunakan pada motor-motor
berdaya kecil. Operatoryang mengoperasikannya harus mengeluarkan
tenaga otot yang kuat.
2. Kendali Semiotomatis
Gb.2
Kendali semiotomatis
Pada kendali semi otomatis, kerja
operator sedikit ringan (tidak
mengeluarkan
tenaga besar), cukup
dengan jari
menekan tombol tekan start saat awal menggerakkan
motor dan menekan
tombol stop saat menghentikan putaran motor. Untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik menggunakan
konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih
(Thermal Overload
Relay)
sebagai pengaman
motor.
3. Kendali Otomatis
b.3 Kendali Otomatis
Artinya dalam
sistem ini motor dikontrol
oleh
satu atau lebih alat
pengontrol otomatis start - stop
dengan
alat Bantu kontrol, misal saklar
batas,
penunda waktu, saklar thermis, saklar
cahaya,
dll.
Dengan kendali
otomatis, kerja
operator semakin ringan, yaitu
cukup memonitor kerja dari sistem, sehingga
dapat
menghemat energi fisiknya.
Deskripsi
kerja dari sistem kendali
otomatis dibuat dengan suatu
program
dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang dikendalikan oleh sensorsensor, sehingga motor dapat
bekerja maupun berhenti secara
otomatis.
b. Tahapan mengoperasikan motor dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu :
1. Mulai Jalan (starting)
Untuk
motor yang dayanya
kurang dari 4 KW,
pengoperasian motor dapat disambung secara langsung
(direct on line). Sedangkan untuk daya yang
besar pengasutannya dengan
pengendali awal motor
(motor starter) yang bertujuan untuk meredam arus
awal yang besarnya 5
sampai
7 kali arus nominal.
2. Berputar (running)
Beberapa saat
setelah motor mulai
jalan, arus yang
mengalir secara
bertahap segera menurun ke
posisi arus
nominal. Selanjutnya motor
dapat dikendalikan sesuai kebutuhan, misalnya dengan pengaturan kecepatan,
pembalikan arah perputaran, dan
sebagainya.
3. Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari
pengoperasian motor
dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tenaga
listrik, yang prosesnya
bisa dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman / break),
sehingga motor dapat
berhenti sesuai dengan kebutuhan.
c.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control.
PLC memproses input sinyal biner
menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung
dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant.
PLC
secara terus menerus memonitor status suatu
sistem (misalnya temperatur,
tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses
yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas)
atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer
(PC) 1 Buah
2. Software CX-Programmer 1
Buah
3. PLC OMRON CPM1A-10CDR-A-V1 1 Buah
4. Mini
Circuit Breaker (MCB) 1 Buah
5. Push Button 6 Buah
6. Kabel
jumper Secukupnya
D. LANGKAH
KERJA
1.
Menyiapkan alat
dan
bahan yang dibutuhkan.
2.
Melakukan instalasi PLC , yaitu
:
- Menghubungkan L1 pada fasa (R or S or T),
dan
L2 pada Netral.
- Menghubungkan negative ke CO, positif ke button, dan dari button ke 00.
- Memindahkan
output dari push button dari terminal
input 00 ke 01 ke 02 ke 03 ke
04 ke 05 kemudian mengamati led indikator
pada PLC (menyala/tidak)
3. Menghubungkan PLC dengan Personal
Computer
4. Menyalakan
Personal Computer
5. Membuka
program CX Program
6. Membuat diagram leader tentang
aplikasi
PLC pada
pengendalian Lift/elevator yang dioperasikan Naik
7. Membuat diagram leader tentang
aplikasi
PLC pada
pengendalian Lift/elevator yang dioperasikan Turun
8. Membuat diagram
tangga tentang
aplikasi
PLC
pada
pengendalian Lift/elevator
yang dioperasikan Naik
dan Turun (Digabungkan)
9. Setelah
menulis
program
selanjutnya mendownload program
10. Mencoba
program hasil
praktikum, yaitu dengan
cara melihat kondisi output, apakah sudah sesuai dengan program yang telah
dibuat
apa belum.
11. Mencatat hasil praktikum
12. Membereskan alat dan bahan yang
digunakan
13. Finish
E.
HASIL PRAKTIKUM
1.
Diagram Leader Lift Naik
ü Diagram Leader lengkap Lift Naik
2.
Diagram leader Lift Turun
3.
Diagram leader Naik dan Turun
gambarnya kok g muncul
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSimpel kayak dumbwaiter, maav rangkaian tersebut pakai inverter gk ya? Kalaupun digunakan untuk lift passenger/bed lift kayaknya masih kurang deh, kalau untuk lift barang/dumbwaiter rangkaian tsb yah sudah cukup
BalasHapusSimpel kayak dumbwaiter, maav rangkaian tersebut pakai inverter gk ya? Kalaupun digunakan untuk lift passenger/bed lift kayaknya masih kurang deh, kalau untuk lift barang/dumbwaiter rangkaian tsb yah sudah cukup
BalasHapusbang gambarnya kirim PM lah lwt email please!!
BalasHapus